Minggu, April 26, 2009

Waktunya Menatap Masa Depan

Hmmm... akhirnya Ujian Nasional SMA telah terlalui sudah. Jelas sekali kelihatan perasaan lega di wajah anak-anakku, sekaligus perasaan dagdigdug menanti hasilnya nanti. Tapi yang jelas, aku selalu doakan yang tebaik buat mereka. aku bangga akan perjuangan mereka. Aku berharap mereka bisa lebih baik dan lebih baik lagi. Good job, Bois and Gals! Nice try ...

Kelas XII IPS SMA Sanjaya XIV 2009

To late is better than nothing...

Ini ada dikit catatan yang tertunda coz offline-nya blog ini beberapa waktu kemaren karena perbaikan...


Survivor

7 Maret 2009, 22:14

Waks….waks…. Pa kabar semuanya! Lagi pada ngapain n ada info baru apaan nih? Hmmm… tanggal 5 Maret kemaren salah satu “survivorPAK 02, Dhita B (Theresia Yuandhita) pendadaran. Aku jadi salah satu saksinya. Berhubung survivor, maka massa penyemangatnya juga dikit. Tyas ‘Nguk-Nguk’ yang sohib kentelnya dah kerja di Surabaya. Lainnya juga dah kerja. Yang terkopi dalam ingetanku yang ada di sana juga para survivor: Beni Bendot 01, Putri, Sisca Sakti, Valent dan Adi Palasara. Juga ada beberapa angkatan bawah. Sebenarnya Wulan juga lagi libur kerja dan kami sudah janjian untuk berangkat bareng. Rencana itu akhirnya batal coz keponakannya Wulan tiba-tiba meriang.

Lama gak ke kampus semuanya telah banyak berubah. Dari style mahasiswa ampe bangunan fisik 1000 jendela juga dah berubah. Hall yang biasa dulu kita nongkrong kini telah bergeser ke timur kurang lebih 50 meter (ke samping I/K.01). Disanalah hall yang baru berada. Di depan hall langsung terbentang jalan dua arah tembus ke jalan Mozez (Atmajaya), aspal hot mix lagi! Lapangan basket, parkiran, markas Menwa, dan semua di sekitarnya telah lenyap sudah. Parkiran pindah ke eks-kantin dan UKM di sebelah selatan aula lama. Sekarang kita ke dalam, Sob… Dari hall tadi, kampus ‘terbelah’ oleh koridor. Dari hall kearah utara koridornya melewati eks gedung Fakultas Sastra yang dijebol dan sambung terus hingga berhenti di depan common room PBI. Kampus serasa lega sekarang. Kita nongkrong di depan sekretariat PAK pun bisa liat halte FE sekarang. Tangga naik ke lantai 2 pun banyak yang pindah tempat. Tangga dan ruang nyempil yang biasa kita tongkrongin depan II/K.36 pun menghilang. Bergeser 10 meter ke utara. Begitu pula yang sayap timur. Sekarang di ujung selatan blok T ada tangga naiknya. Itu kira-kira yang bisa aku jelasin. Emang lebih afdol kalo ada fotonya ya? Iya deh, kapan-kapan aku upload fotonya. Satu lagi, sekarang di kampus banyak ‘colokan’ listrik di mana-mana. Sepertinya buat memenuhi kebutuhan energi para mahasiswanya yang sekarang buanyak sekali menenteng laptop kalo ngampus, entah untuk wifi-nan, ngerjain skripsi, nggaya2 doang, dll.

Kemaren pas ke kampus ketemuan juga ma Dewi Sawitri yang kata pak Sapto dah mengundurkan diri dari PAK. Tatonya baru loh. Di pundak ama di lengan kanan… keliatan tambah naughty dan lucu ajah!

Sob, buat yang udah lulus macam kita, apalagi yang dah kerja. Hendaknya kita gak lupain temen-temen seperjuangan kita yang masih jadi survivor. Beri mereka dorongan dan sugesti positif agar gak patah semangat ngejar gelar sarjananya. SMS atau support dengan say hi aja dah bikin semuanya lebih baik. Inget, Sob, kita dulu mulai melangkah bersama dan seiring waktu langkah kita akhirnya berbeda. Kita yang sudah berlari akankah melupakan mereka yang tengah berjalan tertatih-tatih? Tak perlu menggendong mereka untuk kemudian mengajaknya berlari, tapi cukuplah ulurkan tangan kita dan ajari mereka berlari…

Yang skripsinya sudah in progress dan finishing touch: Sisca Sakti dan Adi Palasara. Yang bener-bener gak tau progress-nya adalah Emi Wulandari. Aku juga dah lost contact ma dia. Buat sobat semua yang tau progressnya Emi atau bisa kasih support ke dia, please send info ke emailku atau tulis di kolom C-box! Semoga dari pohon persahabatan yang bernama PAK 02 yang kita tanam 7 tahun silam ini buah manisnya bisa dinikmati oleh semua..

Huahmm….ngantuk!!! Bahan posting kali ini aku tulis offline di rumahnya Dinot make Zyrex ANOA

Hunting Season!!!

8 Maret 2008, 15:11

Hai Sobat smua…. Especially buat para hunter se dunia.

Sudah sebulan lebih daerah Pegunungan Menoreh sebelah utara (daerah Kalibawang dan sekitarnya), musim buah. Diawali dengan durian pada awal tahun dan disusul dengan rambutan hingga sekarang.

Dengan banyaknya buah, maka kebutuhan logistik bagi para tupai melimpah ruah. Banyak tupai yang turun gunung, merambah ke desa-desa. Ini dibuktikan dengan banyaknya bekas serangan mereka pada tanaman komoditas penduduk semisal kelapa, kakao (cokelat) dan rambutan. Para tupai ini juga tak perlu jauh-jauh kembali ke gunung. Mereka cukup membuat sarang di sekitar daerah food gathering mereka coz tumbuh-tumbuhan merimbun, terutama bambu. Dengan dekatnya sarang mereka ke daerah makan mereka, maka serangan tupai-tupai ini sulit dideteksi. Mereka sepertinya mengubah jam makan mereka karena matahari belum terbit pun sudah terdengar pergerakan mereka diantara ranting-ranting. Tidak seperti biasanya yang berkisar antara jam 6 sampai jam 10 pagi. Mungkin insting bertahan hidup mereka semakin tajam aja.

Aku belum berburu intensif sekalipun untuk musim kali ini, walaupun hunting season untuk kali ini efektif tinggal 1,5 bulan lagi. Akhir bulan April adalah masa kawin. Perburuan pada masa itu bisa merusak keseimbangan ekosistem. Nggak tahu kenapa, aku tidak bersemangat seperti musim-musim sebelumnya. Mungkin karena nggak ada partner (Teddy-red) lagi. Hujan juga intensitasnya semakin sering. Medan berburu yang becek, dedaunan yang lebat, dan nyamuk yang luar biasa banyak juga bikin malas angkat senjata. Memang lebih baik pas pertengahan kemarau. Alam sungguh bersahabat, walau binatang buruan tak sebanyak sekarang.

Pemburu-pemburu dari daerah Borobudur dan Yogya pun belum nampak batang hidungnya. Mungkin sedang fight di daerah Dlingo, Bantul. Aku lebih menikmati profesi sebagai bounty hunter. Hunting komoditas tertentu (yang tentu saja legal) untuk klien. Biasanya karena alasan pengobatan. Tupai untuk diabetes, codot (kelelawar) untuk astma, biawak untuk penyakit kulit, dan lain-lain. Bahkan kucing pun wokey!

Kini jarang banget aku menenteng senjata blusukan berburu. Paling banter cuma di deket rumah si Pacar aja nungguin siapa tahu ada tupai yang lewat. Buat Teddy di Batam sana… “wah, aku butuh analisa dan assist darimu je, Tad kalo berburu. Single fight kurang efektif sekarang…”

blogger templates 3 columns | Make Money Online